Bali menyatakan bahwa mereka harus melakukan perubahan untuk menghentikan wisatawan menjadi ‘musuh publik’. Pulau Bali, yang dikenal sebagai tujuan pariwisata terkenal di Indonesia, semakin menghadapi masalah dengan peningkatan jumlah turis yang datang setiap tahunnya. Meskipun pariwisata memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Bali, namun dampak negatifnya juga mulai terasa.
Pemerintah setempat menyatakan bahwa mereka telah mencapai titik di mana mereka harus melakukan perubahan drastis untuk mengatasi masalah ini. Salah satu masalah utama yang dihadapi Bali adalah kerusakan lingkungan akibat aktivitas pariwisata yang tidak terkendali. Sampah plastik, polusi udara, dan kerusakan terumbu karang semakin menjadi masalah serius yang harus segera ditangani.
Selain itu, tingginya tingkat konsumsi air dan energi oleh wisatawan juga menyebabkan tekanan besar pada sumber daya alam pulau ini. Pemerintah setempat menyadari bahwa jika tidak segera diatasi, masalah ini dapat mengancam keberlanjutan pariwisata di Bali.
Oleh karena itu, Bali telah mengumumkan berbagai langkah untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah dengan menerapkan pajak lingkungan bagi wisatawan yang datang ke pulau ini. Pajak ini akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek pelestarian lingkungan dan pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan.
Selain itu, Bali juga akan melakukan kampanye penyuluhan kepada wisatawan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan budaya lokal. Mereka juga berencana untuk mengurangi jumlah turis yang datang dengan membatasi jumlah pengunjung di tempat-tempat wisata yang paling ramai.
Meskipun langkah-langkah ini mungkin akan menimbulkan kontroversi di kalangan industri pariwisata, namun Bali percaya bahwa perubahan ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan pulau ini sebagai tujuan pariwisata unggulan di Indonesia. Mereka berharap dengan adanya perubahan ini, wisatawan dapat menjadi mitra dalam menjaga kelestarian alam dan budaya Bali, bukan menjadi ‘musuh publik’.