Seorang Quaker yang membantu para migran mengatakan bahwa pemilihan presiden AS tidak akan membuat perbedaan di perbatasan
Seorang aktivis Quaker yang telah lama membantu para migran di perbatasan AS-Meksiko mengatakan bahwa hasil pemilihan presiden AS tidak akan membuat perbedaan signifikan dalam perlakuan terhadap para migran di perbatasan.
Sister Tracey Horan, seorang anggota Sisters of Mercy yang bekerja sebagai sukarelawan di kamp pengungsian di Nogales, Arizona, mengatakan bahwa masalah perlakuan terhadap para migran tidak hanya tergantung pada siapa yang menjabat sebagai presiden.
“Perlakuan terhadap para migran di perbatasan sudah menjadi masalah yang berlarut-larut dan kompleks,” kata Sister Tracey. “Meskipun hasil pemilihan presiden dapat mempengaruhi kebijakan imigrasi, itu tidak akan secara langsung memperbaiki kondisi di perbatasan.”
Menurut Sister Tracey, apa yang sebenarnya diperlukan adalah perubahan sistemik dalam cara Amerika Serikat memperlakukan para migran. Dia menekankan pentingnya pendekatan yang berbasis pada kemanusiaan dan empati dalam menangani isu imigrasi.
“Kita perlu melihat setiap orang sebagai manusia yang berhak mendapat perlakuan yang adil dan layak,” tambahnya.
Sister Tracey juga menyoroti pentingnya kerja sama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat sipil dalam menangani isu imigrasi. Dia menekankan bahwa solusi jangka panjang untuk masalah imigrasi tidak akan tercapai tanpa dukungan dari berbagai pihak.
Meskipun hasil pemilihan presiden AS memang dapat mempengaruhi kebijakan imigrasi negara tersebut, Sister Tracey percaya bahwa perubahan yang nyata dan signifikan dalam perlakuan terhadap para migran akan terjadi melalui upaya bersama dari seluruh masyarakat.
“Kami harus terus bersatu dan berjuang untuk keadilan bagi para migran,” ujar Sister Tracey. “Kami tidak boleh berhenti berjuang sampai setiap orang di perlakukan dengan martabat dan hormat yang pantas.”