Malaysia mengeluarkan protes terhadap hukum maritim baru Filipina yang dikatakan melanggar wilayahnya
Kuala Lumpur, Malaysia – Malaysia telah mengeluarkan protes keras terhadap hukum maritim baru yang diadopsi oleh Filipina, yang menurutnya melanggar wilayah perairan negaranya. Pemerintah Malaysia menyatakan bahwa hukum tersebut telah mengancam kedaulatan dan integritas wilayahnya.
Hukum maritim baru Filipina, yang disahkan pada bulan Maret tahun ini, memberikan wewenang kepada Kapal Patroli Laut Filipina untuk menangkap dan menyeret kapal-kapal yang diduga melanggar peraturan perikanan di wilayah yang mereka klaim sebagai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
Namun, Malaysia mengklaim bahwa sebagian besar wilayah yang diklaim oleh Filipina dalam hukum tersebut juga merupakan bagian dari ZEE Malaysia. Pernyataan resmi dari Kementerian Luar Negeri Malaysia menyebutkan bahwa tindakan Filipina “melanggar hukum internasional dan memicu ketegangan di kawasan tersebut.”
Ketegangan antara Malaysia dan Filipina telah meningkat sejak adopsi hukum maritim baru tersebut. Kedua negara telah saling menuduh melakukan pelanggaran terhadap perairan masing-masing, dan pihak berwenang dari kedua negara telah meningkatkan kehadiran mereka di wilayah perbatasan.
Pemerintah Malaysia telah meminta Filipina untuk membatalkan hukum maritim baru tersebut dan untuk kembali ke meja perundingan untuk mencari solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Namun, pemerintah Filipina telah menolak untuk mundur dari posisinya dan mengancam akan melanjutkan penerapan hukum tersebut.
Para pengamat politik khawatir bahwa ketegangan antara Malaysia dan Filipina dapat memicu konflik yang lebih besar di kawasan tersebut. Mereka menyerukan kedua negara untuk menyelesaikan perselisihan mereka melalui dialog damai dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi.
Situasi ini juga telah menarik perhatian dari negara-negara tetangga, termasuk Indonesia yang telah menawarkan diri sebagai mediator untuk membantu kedua negara menyelesaikan perselisihan mereka. Namun, sampai saat ini belum ada tanda-tanda bahwa kedua negara akan mencapai kesepakatan yang dapat memuaskan kedua belah pihak.
Pemerintah Malaysia telah menegaskan bahwa mereka akan terus memperjuangkan hak-hak mereka atas wilayah perairan mereka dan bahwa mereka tidak akan tinggal diam dalam menghadapi pelanggaran terhadap kedaulatan negara mereka. Namun, mereka juga menegaskan bahwa mereka tetap terbuka untuk dialog dan negosiasi dengan Filipina untuk mencari solusi yang dapat mengakhiri ketegangan antara kedua negara tersebut.