Hari: 20 Desember 2024

‘Gravy Day’ is an Australian tradition inspired by an unlikely Christmas song by Paul Kelly‘Gravy Day’ is an Australian tradition inspired by an unlikely Christmas song by Paul Kelly

‘Gravy Day’ adalah tradisi Australia yang terinspirasi dari lagu Natal yang tidak biasa oleh Paul Kelly. Lagu tersebut, yang berjudul ‘How to Make Gravy’, menceritakan kisah seorang pria yang dipenjara dan merindukan gravy yang biasa dibuat oleh saudara perempuannya pada hari Natal.

Tradisi ‘Gravy Day’ dimulai pada tahun 2013 ketika sebuah stasiun radio di Melbourne memutuskan untuk memutar lagu tersebut selama 24 jam berturut-turut pada tanggal 21 Desember. Lagu tersebut segera menjadi hit dan mendapat sambutan hangat dari pendengar di seluruh Australia.

Sejak itu, ‘Gravy Day’ telah menjadi tradisi yang meriah di Australia, di mana orang-orang berkumpul untuk merayakan musim liburan dengan makan malam bersama dan menyanyikan lagu ‘How to Make Gravy’. Beberapa restoran dan bar bahkan menawarkan menu khusus yang terinspirasi oleh lagu tersebut, seperti hidangan daging panggang dengan saus gravy yang lezat.

Tradisi ini juga menjadi kesempatan bagi orang-orang untuk bersama-sama menghargai musik Australia dan menikmati momen kebersamaan di tengah kesibukan musim liburan. Lagu ‘How to Make Gravy’ sendiri telah menjadi lagu Natal klasik di Australia dan terus diputar di radio dan acara-acara musim liburan lainnya setiap tahun.

Jadi, jika Anda berada di Australia pada tanggal 21 Desember, jangan lewatkan kesempatan untuk merayakan ‘Gravy Day’ bersama dengan orang-orang yang Anda cintai. Siapkan saus gravy favorit Anda, hidangkan dengan daging panggang dan kentang tumbuk, dan nikmati momen spesial ini dengan lagu-lagu Paul Kelly yang ikonik. Selamat merayakan ‘Gravy Day’!

Sri Lanka’s navy rescues 102 Rohingya refugees found adrift aboard a fishing trawlerSri Lanka’s navy rescues 102 Rohingya refugees found adrift aboard a fishing trawler

Angkatan Laut Sri Lanka menyelamatkan 102 pengungsi Rohingya yang ditemukan terdampar di atas sebuah kapal nelayan di perairan lepas. Mereka ditemukan dalam kondisi lemah dan kelaparan setelah berlayar selama berhari-hari tanpa makanan dan air.

Kapal nelayan tersebut ditemukan oleh kapal patroli Angkatan Laut Sri Lanka di perairan lepas pantai negara tersebut. Para pengungsi ditempatkan di atas kapal dan dibawa ke pelabuhan terdekat untuk menerima perawatan medis dan bantuan kemanusiaan.

Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang berasal dari negara Myanmar. Mereka sering kali menjadi korban persekusi dan kekerasan di negara asal mereka, memaksa mereka untuk melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Bangladesh, Malaysia, dan Indonesia.

Keberadaan para pengungsi Rohingya di perairan lepas Sri Lanka menunjukkan betapa putus asa situasi mereka. Mereka rela melakukan perjalanan yang berbahaya dan tidak pasti demi mencari perlindungan dan kehidupan yang lebih baik.

Angkatan Laut Sri Lanka telah menunjukkan kepedulian dan kemanusiaan dengan menyelamatkan para pengungsi tersebut. Mereka telah memberikan bantuan yang diperlukan dan memastikan para pengungsi mendapatkan perawatan medis yang layak.

Pemerintah Sri Lanka juga perlu bekerja sama dengan negara-negara lain dan badan-badan internasional untuk mencari solusi jangka panjang bagi masalah pengungsi Rohingya. Mereka perlu memberikan perlindungan dan bantuan kepada para pengungsi yang membutuhkan, serta berupaya mencegah terjadinya tragedi kemanusiaan seperti ini di masa depan.

Kita semua harus mengakui bahwa setiap manusia berhak mendapatkan perlindungan dan bantuan dalam situasi darurat seperti ini. Semoga keberadaan para pengungsi Rohingya di perairan lepas Sri Lanka menjadi peringatan bagi kita semua akan pentingnya solidaritas dan empati terhadap sesama manusia yang membutuhkan bantuan.